Cerita Ketemu Hantu Kuntilanak dan Hantu Pocong
Hantu Kuntilanak dan Hantu Pocong |
Cerita Mistik. Cerita Ketemu Hantu Kuntilanak dan Hantu Pocong. Cerita hantu adalah cerita yang banyak
beredar di masyarakat di seantero jagat ini, bukan hanya di bumi Nusantara, di
negeri Barat juga ada cerita mengenai hantu.
Di antara sekian banyak hantu yang terkenal di nusantara adalah Hantu
Kuntilanak dan hantu Pocong. Ada yang percaya akan kebenaran cerita hantu
tersebut, tapi tidak sedikit yang tidak percaya. Terlepas dari percaya atau tidak, kali ini
tim cerita mistik akan menyajikan sebuah cerita yang diangkat dari sebuah
kejadian nyata yang dialami oleh dua anak kakak beradik, Ais dan Mida. Mereka tinggal di wilayah kelurahan Cipinang
Melayu, Jakarta Timur. Berikut adalah CeritaKetemu Hantu Kuntilanak dan Hantu Pocong.
Peristiwa ini terjadi kira-kira dua tahun yang lalu, saat
aku masih tinggal di rumah lama, di sebuah rumah di sebuah gang buntu di RT 11 RW 06 Cipinang Melayu. Ketika itu, sekitar jam 04.30 sehabis
sembahyang subuh, aku dan adikku Mida mau jalan-jalan pagi, olahraga. Karena
kami masih kecil-kecil, kami tak mau jalan jauh-jauh dari rumah, takut diculik
orang. Rencananya, dari mulut Gang
Buntu ke kiri ke arah Masjid Agung yang hanya berjarak 3 rumah dari gang kecil dan
balik lagi sampai di ujung jalan Manunggal Raya yang juga hanya berjarak 3
rumah dari gang Kecil rumah kami. Saat
itu aku masih duduk di kelas III SDN Cipinang Melayu 011 dan Mida masih di
kelas A PAUD Matahari.
Minggu pagi, aku dan Mida keluar rumah menuju jalan
Manunggal raya melewati gang buntu yang ada di antara rumah Bagas dan rumah mas
Upi. Rumah Bagas dan rumah mas Upi ada
di pinggir jalan Raya Manunggal. Rumah mas Upi ada tokonya. Di seberang toko Mas Upi ada tanah kosong berpagar, kami
sering bermain di tanah kosong itu. Main layang-layang, main sepeda, main sepak
bola dan lain sebagainya bersama anak-anak yang tinggal di gang buntu. Pintu
pagar tanag kosong itu berseberangan dengan mulut gang buntu. Di dekat pagar ada pohon rambutan dan pohon Cherry.
Setelah sampai di mulut gang gang buntu, saat kami mau belok
kiri ke arah Masjid Agung, kami terkejut.
Di atas pagar, di pohon Cherry, kami melihat sosok wanita berambut
panjang awut-awutan berbaju putih berdiri di samping pocong. ‘ih, ada kuntilanak sama pocong’ kata Mida
spontan. Tanpa ba bi bu, kami langsung balik, lari pulang lagi. Mida lari
sambil berteriak “umi, umi”. Untung pagar rumah masih terbuka, dan Umi lagi
menyapu halaman membersihkan daun-daun jambu di halaman. Pintu rumah juga sudah
terbuka. Kami langsung masuk rumah. Umiku yang lagi nyapu halaman bertanya “kok
cepet banget jalan-jalannya?, gak jadi jalan-jalan?”, tanya umi kepada kami.
“males ah, ada pocong sama kuntilanak di lapangan”, kata Mida. “emang Mida lihat?”, tanya Umi. “ya lihat”,
jawab Mida. “Ais juga lihat?”, tanya Umi ke aku. “iya, di pohon Cherry deket
pager”, jawabku singkat. Umi masuk
dapur, mengambil dua gelas air dan memberikan kepada kami. “Nih, minum dulu,
biar kagetnya ilang”, kata Umi. Kami
langsung minum. “Mida takut?”, tanya Umi ke Mida. “enggak, nggak takut. Cuma
males aja ngeliatnya”, jawab Mida. “Ais takut nggak?”, tanya Umi ke aku.
“Nggak, ngapain takut, Cuma serem doang”, jawabku.
Comments
Post a Comment